Pertama Kali Nonton Film India Non-Bollywood, Saya Langsung Jatuh Hati ke Raatchasi (2019)

Sejujurnya, ini adalah pertama kali nonton film India Non-Bollywood. Saya nonton ya pas tahun film ini tayang. Jadi sudah cukup lama. Sebelum menonton Raatchasi (2019), pengetahuan saya tentang film India sebatas Bollywood. Bayangan saya: tarian massal, lagu-lagu panjang, dan kisah cinta penuh drama. Tapi ternyata dunia perfilman India jauh lebih luas dari itu.

Raatchasi adalah film Tamil pertama yang saya tonton. Bisa dibilang, ini adalah pintu masuk saya ke dunia Indian cinema non-Bollywood. Dari sinilah saya sadar kalau film India punya banyak warna: ada yang sederhana, lokal, tapi penuh kritik sosial yang membumi.

Yang bikin menarik, film pertama ini langsung mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan saya: pendidikan.

Sinopsis Singkat Versi Saya

Ceritanya sederhana tapi kuat. Geetha Rani (diperankan oleh Jyothika) datang sebagai kepala sekolah baru di sebuah sekolah negeri pedesaan. Sekolah itu dalam kondisi mengenaskan: guru malas, murid putus asa, fasilitas rusak, masyarakat tidak peduli.

Dengan gaya kepemimpinan yang keras, disiplin, bahkan sampai dijuluki “Raatchasi” (monster/raksasa) oleh murid-muridnya. Jyothika sendiri memang memiliki fisik yang tinggi besar. Geetha Rani mulai merombak keadaan.

Tentu saja, usahanya ditentang oleh Rangasamy, seorang politisi lokal yang diuntungkan dari keterpurukan sekolah. Dari sinilah konflik berkembang — perjuangan seorang guru melawan sistem bobrok.

Apa yang Membekas dari Karakter Geetha Rani

Saya awalnya agak terganggu dengan sikapnya yang super keras. Tapi semakin lama, saya makin paham bahwa ketegasan itu lahir dari kepedulian.

Saya jadi ingat guru SMA saya dulu, yang terkenal killer. Semua murid takut padanya. Tapi setelah lulus, saya sadar kalau justru beliaulah yang paling peduli dengan masa depan saya. Adegan-adegan Geetha Rani membuat saya flashback ke masa itu — dan jadi lebih menghargai guru-guru yang keras tapi tulus.

Yang paling saya suka adalah transformasi makna “Raatchasi.” Dari ejekan, berubah menjadi simbol penghormatan.

Tema Sosial yang Sangat Dekat

Film ini menyoroti isu-isu yang terasa nyata, bahkan di luar India:

  • Sekolah negeri vs swasta: stigma bahwa sekolah negeri kalah kualitas.
  • Korupsi dalam pendidikan: politisi yang memanfaatkan sistem untuk kepentingan pribadi.
  • Guru sebagai agen perubahan: bukan hanya mengajar, tapi membentuk masa depan anak-anak.

Sebagai penonton, saya merasa film ini bicara langsung ke kehidupan sehari-hari.

Pengalaman Pertama Menyadari Gaya Film Tamil

Nah, ada satu hal lagi yang jadi pengalaman baru buat saya. Saat menonton Raatchasi, saya merasa pengambilan gambarnya sederhana, bahkan mirip sinetron TV. Tidak ada sinematografi yang megah atau visual spektakuler seperti film Bollywood yang sering saya lihat.

Awalnya, saya agak kaget dan jujur merasa aneh. Tapi setelah mengikuti ceritanya, saya sadar kalau kesederhanaan itu justru membuat tema sosialnya lebih kuat. Fokusnya bukan di gambar indah, tapi di pesan yang ingin disampaikan.

Buat saya, ini adalah ciri khas pertama yang saya temukan dari film Tamil: sederhana, tapi jujur.

Ending yang Bikin Saya Merinding

Bagian akhir film ini sederhana, tapi emosional. Geetha Rani akhirnya berhasil: guru-guru sadar, murid kembali bersemangat, dan orang tua percaya lagi pada sekolah negeri.

Tapi buat saya, kemenangan sebenarnya bukan soal mengalahkan Rangasamy atau politik kotor. Yang lebih membekas adalah bagaimana satu orang bisa menggerakkan perubahan besar lewat keteguhan hati.

Momen ketika “Raatchasi” berubah dari makian menjadi penghormatan benar-benar bikin saya merinding.

Apa yang Saya Suka

  • Akting Jyothika: sangat natural, penuh wibawa, tapi tetap hangat.
  • Pesan sosialnya: kuat dan universal.
  • Interaksi guru-murid: beberapa adegan bikin saya hampir meneteskan air mata.

Apa yang Kurang

Kalau jujur, film ini memang terasa agak klise. Transformasi sekolah juga ditampilkan terlalu cepat, sedikit tidak realistis. Dan secara visual, kualitas gambarnya sederhana sekali, lebih mirip sinetron TV dibanding film layar lebar.

Tapi anehnya, saya tidak melihat itu sebagai kelemahan besar. Justru kesederhanaan itu membuat pesannya lebih murni.

Kesimpulan Pribadi

Sebagai film India non-Bollywood pertama yang saya tonton, Raatchasi memberi pengalaman yang unik: sederhana dalam tampilan, tapi luar biasa dalam pesan.

Film ini mengingatkan saya bahwa guru — bahkan yang paling keras sekalipun — bisa jadi orang yang paling peduli dengan masa depan murid-muridnya. Dan film ini juga membuka mata saya bahwa Indian cinema punya banyak wajah, bukan hanya Bollywood.

Kalau kamu juga ingin mencoba menonton film India dari perspektif berbeda, Raatchasi bisa jadi pintu masuk yang tepat. Jangan kaget kalau gambarnya sederhana, karena yang kuat di sini adalah jiwa dan pesan yang dibawanya.