Iris Nixon dan Kode Rahasia yang Bikin Dunia Panik — Review The Iris Affair Episode 1

  • Genre: Kejahatan, Aksi, Petualangan, Sci-fi, dan Sedikit “Kepintaran Overdosis”
  • Kreator: Neil Cross

Kode Rahasia, Wanita Jenius, dan 4 Juta Euro yang Menguap

Mari kita mulai dari sini: ada seorang wanita super jenius bernama Iris Nixon, yang tampaknya terlalu pintar untuk hidup normal. Ia mencuri sebuah kode misterius dari seorang dermawan karismatik bernama Cameron, lalu… hilang begitu saja.

Dan seperti biasa dalam dunia fiksi, ketika seorang jenius hilang, dunia langsung panik. Jadilah perburuan besar, lengkap dengan hadiah 4 juta euro bagi siapa pun yang bisa menemukannya. (Kalau saja hidup nyata seperti itu, mungkin kita semua sudah jadi pemburu orang jenius.)

Episode 1: Wanita Seribu Nama

Episode pertama The Iris Affair dibuka di Sardinia, Italia, dengan adegan yang kelihatannya serius banget. Seorang polisi bernama Teo berlutut di hadapan seorang wanita bernama “Monica”. Tapi ternyata, plot twist: Monica itu bukan Monica, melainkan Iris Nixon sendiri—wanita dengan IQ tinggi dan empati rendah.

Mereka tampaknya punya masa lalu kelam, tapi semua itu mendadak tidak penting ketika Cameron muncul dan mengalihkan perhatian ke gadis muda bernama Joy. (Ya, selalu ada Joy di tengah kekacauan, ironis banget.)

Hidup di Kabin dan Jadi Guru Palsu

Sehari sebelumnya, Iris sedang bersembunyi di kabin tepi danau. Di luar sana, ada seorang podcaster nyentrik bernama Alfie yang terobsesi dengannya. Ia punya acara bernama Two Seconds to Midnight—judul yang terdengar seperti peringatan kiamat, tapi isinya malah gosip seputar buronan jenius.

Lucunya, Iris sendiri menonton podcast itu. Bayangkan buronan paling dicari di Eropa lagi nonton orang yang membicarakan dirinya—itu seperti kita nonton gosip diri sendiri di TikTok dan ikut baca kolom komentar.

Untuk menutupi identitasnya, Iris bekerja sebagai guru privat di rumah mewah keluarga Ferrante. Muridnya? Si Joy tadi—remaja rebel yang kalau disuruh belajar malah sibuk merusak reputasi keluarganya.

Flashback Dua Tahun Lalu: Teka-Teki Global dan Jenius yang Bosan

Dua tahun sebelumnya, Iris ikut lomba teka-teki internasional bernama Nine Horses dan… menang. Dari 17.000 peserta, termasuk para nerd Oxford dan penggemar kripto yang katanya “suka tantangan”, cuma Iris yang berhasil menuntaskannya.

Di sinilah ia bertemu Cameron, investor yang “membantu orang pintar melakukan hal-hal bodoh tapi legal.” Hadiah kemenangan Iris bukan uang, tapi… pekerjaan misterius di laboratorium tersembunyi di Slovenia. (Benar-benar plot yang cuma bisa terjadi di serial TV.)

Proyek Charlie Big Potatoes: AI yang Punya Otak Sendiri

Di laboratorium itu, Iris dikenalkan pada proyek Charlie Big Potatoes—AI canggih yang secara harfiah sedang tumbuh otak organik. Kalau terdengar berbahaya, ya memang.

Masalahnya, AI itu sedang “tidur”, dan Cameron ingin Iris “membangunkannya” dengan memecahkan kode dari diari Jensen, si pencipta AI yang sekarang sudah kehilangan kewarasan.

Cameron bilang proyek ini rahasia. Sangat rahasia, sampai-sampai kalau Iris menolak, bisa-bisa ia “dihilangkan” juga. Dunia teknologi memang keras, Bung.

Kembali ke Masa Kini: Kabin, Teleskop, dan Perangkap Beruang

Di masa kini, Iris hidup di antara teleskop, papan catatan, dan jebakan beruang (karena, tentu saja, jenius sejati tidak percaya pada alarm biasa). Ia diserang oleh pria bersenjata, berhasil menundukkannya, lalu nyaris jadi dokter dadakan sebelum si pria kabur dan—yah, jatuh ke jurang.

Tak lama, orang-orang Cameron datang mencari diari Jensen. Mereka membongkar brankas Iris, tapi yang ditemukan cuma fotokopi, sementara Iris malah dengan santainya mengintip dari jendela. Kalau bukan karena kejeniusan, mungkin karena keisengan.

Review Singkat: Misteri Serius, Logika yang Kadang Libur

Sebagai pembuka, The Iris Affair punya potensi besar: jenius misterius, konspirasi teknologi, dan AI berbahaya—semua bahan thriller lengkap. Tapi eksekusinya agak campur aduk.

Iris digambarkan jenius kelas dunia, tapi entah kenapa masih suka jalan di depan publik tanpa menyamar. Kalau memang buron bernilai jutaan euro, masa iya ngopi santai di Italia?

Untungnya, serial ini masih bisa dinikmati berkat nuansa misterius dan teka-teki sains yang cukup menarik. Visualnya keren, atmosfernya gelap tapi elegan, dan Iris sendiri—meski tidak selalu masuk akal—punya daya tarik khas karakter “pintar tapi sengsara”.

Kesimpulan: Menonton atau Tidak Menonton?

Kalau kamu suka serial dengan teka-teki ilmiah, sedikit drama psikologis, dan tokoh utama yang lebih pintar dari semua orang tapi tetap bikin keputusan bodoh, The Iris Affair bisa jadi pilihan yang seru.

Tapi kalau kamu tipe penonton yang suka logika solid dan karakter rasional, siap-siap sering ngomel sendiri sepanjang episode.