- Terbit pada
- • Buku & Novel
Mereka Masih Anak-Anak, Tapi Sudah Menulis Dunia!
- Penulis
-
-
- Pengguna
- mofar
- Artikel oleh Penulis ini
- Artikel oleh Penulis ini
-
Siapa bilang menulis buku hanya bisa dilakukan orang dewasa? Di Indonesia, ada banyak anak-anak yang justru membalikkan anggapan itu. Mereka menulis cerita, menuangkan imajinasi, bahkan menerbitkan buku di usia yang sangat muda. Bukan hanya dikenal di sekolah atau kampung halaman, beberapa dari mereka bahkan tembus internasional!
Nah, kalau kamu penasaran siapa saja para penulis cilik hebat dari tanah air, yuk simak kisah seru mereka di bawah ini. Dan tenang, kamu akan menemukan satu nama spesial yang beda dari yang lain: Keily Setiawan.
1. Naufal Raziq – Si Penulis dari Aceh yang Sampai ke Istana Negara
Bayangkan, umur baru 8 tahun tapi sudah nulis buku dan diluncurkan langsung di Istana Negara! Itulah Naufal Raziq, anak Aceh yang menulis Petualangan Anak di Negeri Seribu Menara. Karya ini bukan cuma buku cerita biasa, tapi juga mengandung pesan moral dan budaya. Presiden Jokowi sampai memberi apresiasi langsung. Gokil, kan?
2. Nadia Shafiana Rahma – Si Paling Produktif
Nadia ini bener-bener rajin! Di usia belia, dia udah menulis lebih dari 20 buku. Dan nggak tanggung-tanggung, dia juga pernah tampil di Frankfurt Book Fair di Jerman, mewakili Indonesia. Buku-bukunya banyak mengambil cerita rakyat dan budaya lokal. Keren banget karena dia bukan cuma nulis, tapi juga mengenalkan Indonesia ke dunia.
3. Syahla Varelya Threonizzahra – Nama Panjang, Ide Lebih Panjang
Gadis cilik ini aktif banget di dunia literasi anak. Syahla menulis beberapa cerita anak yang masuk dalam seri KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya). Dari kisah tentang dunia animasi sampai pelajar kreatif, semuanya ditulis dengan penuh imajinasi khas anak-anak. Syahla juga pernah jadi perwakilan di Konferensi Penulis Cilik Indonesia.
4. Sri Izzati – MURI Sampai di Tangan
Sri Izzati termasuk salah satu penulis cilik paling awal yang mendapat perhatian nasional. Dia bahkan diakui MURI sebagai penulis termuda. Bukunya Si Kembar jadi bukti bahwa dunia anak-anak penuh cerita seru yang bisa dinikmati siapa saja.
5. Keily Setiawan – Penulis Digital Termuda di Dunia

Nah, ini dia tokoh yang beda dari yang lain. Keily Setiawan, si kecil jenius dari Jakarta yang menulis dan menerbitkan buku digitalnya sendiri di iTunes, saat masih berusia 9 tahun. Judul bukunya Chen Chen Goes to Space, sebuah cerita dua bahasa (Inggris-Mandarin) tentang kelinci yang ingin menjadi astronot.
Uniknya, Keily nggak cuma nulis, tapi juga mengilustrasikan sendiri isi bukunya! Ia membuat buku ini sebagai hadiah untuk adik bayinya, yang lahir di tahun shio kelinci. Buku tersebut sempat ditolak Apple karena hanya berbahasa Mandarin, tapi Keily nggak menyerah. Dia tambahkan versi Inggrisnya dan akhirnya buku itu diterima dan tersedia di 32 negara lewat iTunes!
Bahkan sempat jadi Top Rated Book di AS dan Australia. Gila sih, ini bukan cuma penulis cilik biasa—Keily bisa dibilang sebagai salah satu pionir anak Indonesia yang go digital sejak kecil.
6. Wulanfadi, Tsana, dan Kawan-Kawan – Yang Remaja Tapi Berpengaruh
Meski tak lagi masuk kategori “cilik”, nama-nama seperti Wulanfadi, Tsana (Rintik Sedu), Erisca Febriani, dan Elvira Natali juga nggak boleh dilupakan. Mereka mulai menulis sejak remaja dan sukses besar. Karya-karya mereka bahkan sudah difilmkan dan punya jutaan pembaca. Mereka membuktikan bahwa menulis bisa jadi jalan hidup yang serius bahkan sejak usia sekolah.
Kenapa Mereka Bisa?
Satu hal yang bisa kita lihat dari semua penulis muda ini: mereka semua didukung. Entah itu dari keluarga, sekolah, atau komunitas menulis. Imajinasi anak-anak itu luar biasa, dan ketika diarahkan, hasilnya bisa luar biasa juga.
Banyak dari mereka juga memanfaatkan teknologi. Beberapa menerbitkan secara indie, bahkan digital seperti Keily. Yang penting bukan seberapa canggih alatnya, tapi seberapa kuat tekad dan dukungan yang mereka dapat.
Akhir Kata: Anak Kecil, Karya Besar
Melihat para penulis cilik ini, rasanya malu deh kalau kita masih sering bilang, “Nanti aja deh nulisnya.” Faktanya, mereka membuktikan bahwa umur bukan batasan untuk berkarya. Bahkan bisa jadi kekuatan, karena imajinasi anak-anak itu belum tercemar rutinitas dan aturan-aturan orang dewasa.
Jadi, buat kamu yang punya anak, adik, keponakan, atau bahkan kamu sendiri masih muda—coba deh mulai menulis. Siapa tahu, kisahmu bakal jadi pembeda seperti Keily Setiawan, dan menginspirasi dunia.