MOFAR
Terbit pada
Cerita Personal

Mengubah Sudut Pandang dan Bersyukur, Apa Manfaatnya?

Penulis

Mengapa mengubah sudut pandang ? Sudut pandang kita, akan mempengaruhi cara kita menyikapi sesuatu. Oleh karenanya, perlu sekali untuk mengetahui sudut pandang yang benar dan sebaiknya diambil. Dengan demikian, kita akan dapat mengambil manfaat darinya.

Mengubah Sudut Pandang dan Bersyukur

Mengubah Sudut Pandang

Pada suatu hari, seorang ayah muda membawa anaknya yang baru berusia sekitar 4 tahun untuk bermain di taman hiburan. Mereka sedang menanti parade yang diadakan untuk menyambut ulang tahun taman hiburan tersebut. Parade ini akan digelar mulai petang hari.

Setengah jam sebelum atraksi dimulai, sang ayah mengajak anaknya menuju tempat menunggu yang dianggap paling strategis untuk menonton parade. Tidak lama kemudian, orang semakin banyak berkumpul. Si anak bergerak ke sana-sini dengan tidak sabar.

“Ayah, kapan mulai paradenya ?”

Beberapa kali suara kecilnya nyaring bertanya.

“Sebentar, Nak. Tuh lihat … sebentar lagi mulai. Sabar ya,” kata si ayah menenangkan anaknya.

Tidak lama, terdengar suara sirine tanda dimulainya iring-iringan parade. Drumband pun terdengar menyemarakkan suasana diikuti dengan barisan artis dengan gaun yang berwarna-warni, kereta bunga, sepeda hias, semua indah dan seru. Tetapi si anak kecil yang tadinya berada di baris depan, terdesak ke tengah dan berakhir di pinggang gendongan ayahnya. Ia pun mulai menangis. Si ayah dengan nada tidak sabar berkata,

“Ssttt. Diamlah sayang. Parade sudah dimulai, kenapa kamu menangis ? Lihat tuh, si Panda lewat. Eeehhh, kalau kamu terus menangis begini, lain kali ayah enggak mau ngajak nonton parade lagi, lho.”

Mendengar ini, si anak tidak menjawab. Malah suara tangisnya menjadi semakin keras. Akhirnya ayahnya melepaskan gendongannya dan berjongkok untuk melepas kejengkelannya.

Saat berjongkok itulah, tiba-tiba si ayah menyadari, bahwa yang dilihat anaknya adalah kaki-kaki, kerumunan orang, panas dan kepengapan udara. Walaupun sudah digendong di pinggangnya, tetapi tetap saja kerumunan orang membuat anaknya kurang nyaman dan tidak bisa melihat parade dengan jelas. Tak jadi melepas marah jengkelnya, sang ayah pun kemudian segera mengangkat anaknya dan menaruh di bahunya.

Nah, karena bebas dari kepengapan udara dan kekagumannya melihat parade yang indah, isak kecilnya tidak lama berubah dengan senyum dan keceriaan.

Akhirnya mereka berdua bersenang-senang melihat seluruh atraksi dan pertunjukan kembang api hingga di penghujung acara. Waktu tidur juga terlewatkan karena keasyikan menonton keramaian.

Di perjalanan pulang, si kecil tertidur pulas di pangkuan ayahnya. Si ayah pun membelai sayang putra tunggalnya, tersenyum puas karena kualitas waktu yang bisa disisihkan untuk kebersamaan mereka dan kemampuannya memperbaiki kesalahan, yang mampu mengubah tangis si kecil dengan tawa ceria.

Semoga kenangan manis ini akan selalu mereka bawa di perjalanan kehidupan nantinya.

Sama dengan cerita anak kecil yang digendong sang ayah dalam cerita di atas, kalau dia tidak diangkat ke atas maka penglihatannya terganggu dan tidak bisa menikmati parade dengan puas. Sekali lagi, ini soal mengubah sudut pandang kita.

Jangan berpandangan sempit

Dalam kehidupan kita juga sama. Kalau pandangan hidup kita sempit, kerdil, dan pendek maka apa yang kita peroleh juga sama, tidak akan memuaskan.

Untuk menikmati kehidupan ini dengan maksimal dan berarti, kita perlu melatih dan memiliki pandangan hidup yang besar, tinggi, luas sehingga kita mampu senantiasa menguasai masalah yang muncul. Dan tentu, mampu mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan, susah menjadi senang, dan meraih prestasi yang lebih baik dan lebih luar biasa lagi.

Bersyukurlah

Pada zaman dulu hiduplah seorang wanita yang telah menikah dan menjadi ibu rumah tangga yang mengurusi rumah tangga dan ke tiga orang anaknya yang masih kecil. Suaminya bekerja di tempat yang jauh, sehingga hanya pulang beberapa hari sekali. Istrinyalah yang mengurus semuanya yang berhubungan dengan keluarganya. Akan tetapi, wanita ini sangat mengeluhkan tingkah laku ketiga anaknya yang begitu buruk, yang membuatnya sakit hati bukan kepalang.

Anak-anaknya selalu membuat keributan yang membisingkan, sering bertengkar satu sama lain, membuat rumah menjadi berantakan dan tidak takut dengan omelan ibunya.

Melihat kelakuan anak-anaknya, sang ibu hanya bisa pasrah dan melapangkan dada tanpa dapat melakukan apa-apa. Setiap hari selalu begitu terus, ditambah lagi harus mengerjakan tumpukan pekerjaan rumah yang semakin lama semakin membuat sang ibu hampir pecah kepalanya.

Tidak tahan lagi dengan ini semua, akhirnya sang ibu menemui seorang yang bijak yang terkenal dapat memecahkan masalah apapun tanpa masalah.

Akhirnya sang ibu tadi berhasil menemui orang bijak tersebut yang bertanya dengan penuh senyum, “Ada yang bisa dibantu ? Ada masalah ?”, sambil memandang wanita itu yang kelihatan murung.

Ibu itu kemudian menceritakan kepedihannya dan segala uneg-uneg yang terkubur dalam hatinya kepada orang bijak tersebut, dan bertanya apakah ia punya solusi atas masalah yang menimpanya.

Dengan senyum dan tawa kecil, orang bijak itupun menjelaskan,

“Nyonya, melihat apa yang telah Anda ceritakan kepada saya, seharusnya Anda sedikit bersyukur.”

Sang ibu sedikit bingung dan berkata, “Bersyukur ? Apanya yang harus disyukuri ? Setiap hari saya makan hati melihat anak-anak saya”. Orang bijak menjelaskan lagi,

“Begini, coba nyonya lihat masalah ini dari sisi lain yang lebih positif. Rumah Anda begitu bising karena ulah ketiga anak Anda. Itu berarti rumah Anda begitu hidup karena kehadiran, tawa dan tangis mereka. Karena anak-anaklah, keluarga Anda begitu sempurna. Sekarang coba Anda bayangkan jika Anda tidak memiliki anak. Rumah Anda pasti akan sepi dan terasa mati. Anda pasti akan merasa sendirian, bosan dan kesepian. Bukankah itu harapan setiap orang tua atas kehadiran anak di dunia ini. Coba Anda lihat orang-orang yang tidak memiliki anak, bagaimana kesedihan mereka, bagaimana mereka selalu berdoa penuh harap supaya memiliki anak, bagaimana mereka rindu akan tangisan dan tawa seorang anak. Bahkan seorang suami menceraikan istrinya dan menikah dengan wanita lain karena tidak memiliki anak. Anda patut beryukur kepada Tuhan atas semua yang telah diberikannya kepada Anda. Anda seharusnya gembira karena kehadiran anak-anak Anda memberi warna pada hidup anda. Anda pasti bisa mendidik mereka dengan baik.”

Mendengar ini, sang ibu tiba-tiba tersenyum lebar, ia mendengar penjelasan yang sungguh bijaksana dari orang tersebut. Sejak itu ia lebih bahagia dari sebelumnya dan bersyukur atas semua yang ia miliki.

Ya, di dunia ini, selalu ada hal yang berpasang-pasangan.

Di balik kegagalan, pasti ada kesuksesan, ada kekalahan dan kemenangan, miskin kaya, tua muda, sedih gembira dan lainnya.

Di balik setiap hal-hal yang negatif, pasti ada hal-hal positif yang bisa kita petik.

Di balik setiap permasalahan, pasti ada jalan keluar menuju pemecahannya.

Sering kali kita selalu memberikan fokus kita terhadap hal-hal yang buruk.

Hal ini tentu saja membuat kita berada dalam keadaan yang negatif. Kita tidak akan pernah memperoleh hikmah dan keuntungan apapun jika kita selalu negatif terhadap apapun.

Ubah fokus perhatian

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa di balik hal negatif, pasti ada hal positif.

Kita hanya perlu mengubah sudut pandang.

Ubah fokus dan perhatian kita hanya pada hal-hal yang positif, sehingga senyum kebahagiaan akan selalu menyertai kita sepanjang hidup. Kita tidak perlu mengasihani diri sendiri atas hal-hal buruk yang menimpa. Tugas yang perlu kita lakukan hanyalah melihatnya melalui sudut pandang positif. Inilah hal penting yang harus kita lakukan, yang dapat membuat kita lebih percaya diri dalam menghadapi hidup yang berliku-liku dan sering tidak berjalan sesuai dengan harapan. Dengan begitu, hidup akan terasa mudah untuk dijalani dan dilewati dengan penuh semangat.

Bersyukur untuk hari yang buruk

Jika kita ditanya, bersyukurkah kita ketika Tuhan memberi hari ini sebagai hari yang buruk bagi kita, pekerjaan tidak beres, anak terkena sakit ? Tidak mudah bagi kita untuk mengucapkan syukur.

Alangkah indahnya hidup ini jikalau hati kita selalu berlimpah ucapan syukur. Ketika kita bersyukur kepada Tuhan, kita sedang disadarkan tentang siapa Tuhan itu bagi kita. Bila hati dan pikiran kita hanya fokus pada persoalan akan membawa kita kepada keputusasaan dan kekecewaan.

Sebaliknya bila kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan, iman dan pengharapan kita kepada Tuhan semakin bertumbuh. Semakin banyak bersyukur, semakin subur pula iman kita, semakin besar pula pengharapan kita untuk mengalami dan menikmati berkat Tuhan.

Bersyukur dalam segala hal membuat para pelakunya memiliki kesanggupan prima untuk menahan tantangan hidup dan mengalami kemenangan dari berbagai masalah yang harus dihadapi. Itulah yang dikehendaki oleh Tuhan. Ini membuat kita mengalami kebaikan Tuhan. Dijauhkan dari kehidupan penuh sungut-sungut, tidak tahu berterima kasih, ketidakpuasan, amarah, maupun menyalahkan orang lain.

Ucapan syukur membuat kita menemukan terobosan baru.

Semoga kita mampu mensyukuri apapun keadaan yang Tuhan ijinkan terjadi di dalam kehidupan kita.